Selasa, 09 Agustus 2011

Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala

Nabi Ibrahim AS dilahirkan di Babylonia saat rakyat di negeri itu menjadi penyembah berhala. Berhala mereka banyak. Ada yang kecil ada pula yang besar dengan bermacam-macam bentuk. Setiap hari mereka meletakan sesaji di bawah kaki-kaki berhala itu padahal patung-patung itu tidak akan mungkin memakannya. Ayah nabi Ibrahim sendiri adalah pembuat berhala ternama. Namun sejak kecil Alloh selalu melindungi hati nabi Ibrahim, sehingga dia menolak untuk menyembah berhala. Sejak kecil dia sering pergi ke gua untuk mencari tahu siapa Tuhan yang patut disembah. Awalnya dia yakin bahwa matahari adalah Tuhan, karena dia bersinar dengan terang dan kelihatan agung. Namun matahari selalu tenggelam di sore hari, maka dia yakin bahwa matahari bukanlah Tuhan karena matahari tidak kekal dan Tuhan haruslah abadi. Hingga akhirnya Alloh menurunkan firman-Nya dan mengangkatnya menjadi rasul dan memerintahkan untuk mengajarkan agama Tauhid kepada kaumnya.
Mulailah nabi Irahim mengajarkan keesaan Tuhan kepada kaumnya, bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Alloh SWT. Sangat sulit mengubah keyakinan yang sudah berakar kuat itu. Hanya sedikit yang mau beriman kepada agama nabi Ibrahim. Mereka bahkan mengejek dan memusuhi nabi Ibrahim beserta kaumnya. Bahkan ayahnya pun turut membujuk nabi Ibrahim untuk meninggalkan keyakinannya. “Tidak ayah, meski aku harus mati terbunuh, aku tidak akan berhenti menyembah Alloh Tuhan sekalian alam,” kata nabi Ibrahim lantang.
Saat itu Babylonia dipimpin oleh raja Namrudz yang juga peyembah berhala. Setiap tahun raja Namrudz selalu mengadakan perayaan besar untuk menghormati tuhan-tuhan mereka. Semua berhala akan dicuci dan diberi wewangian dan kemudian diberi sesaji. Lalu mereka akan berkumpul di lapangan utnuk berpesta. Pada saat itu ruang tempat penyimpanan berhala raja Namrudz akan ditinggalkan penjaganya. Maka nabi Ibrahim pergi ke ruang berhala. Dia melihat di dalam gedung itu ada puluhan berhala berbagai bentuk dan ukuran. Nabi Ibrahim membawa sebuah kampak. Dengan kampak itu dihancukannya semua berhala kecuali satu yang paling besar. Kampaknya dia gantungkan di leher berhala besar itu. Kemudian dia melenggang meninggalkan tempat itu.
Ketika raja Namrudz dan rakyatnya kembali, mereka terkejut melihat tuhan-tuhan mereka sudah berantakan. Mereka semua marah dan bertanya-tanya siapa pelakunya. Lalu seseorang berkata, “ini pasti ulah Ibrahim. Dia kan tidak suka dengan tuhan-tuhan kita. Jadi pasti dia!” Mereka semua setuju bahwa nabi Ibrahimlah yang bertanggung jawab dan karena itu harus dihukum. Maka raja Namrudz memerintahkan untuk membawa nabi Ibrahim ke hadapannya.
“Wahai Ibrahim. Katakan dengan jujur, benarkah kau yang menghancurkan tuhan-tuhan kami?” tanya raja Namrudz.
Nabi Ibrahim melihat ke sekelilingnya lalu berkata dengan tenang, “apakah ada buktinya bahwa saya yang melakukannya. Kenapa kalian tidak menuduh berhala besar yang di sana itu. Bukankah di lehernya tergantung kampak. Itu bukti bahwa dia yang menghancurkan berhala lainnya.”
Semua yang hadir di situ tertawa mendengar jawaban nabi Ibrahim. Mereka mencemoohkan dan menganggap nabi Ibrahim sudah gila. “Mana mungkin berhala itu bisa menghancurkan berhala lainnya? Dia tidak bisa bergerak dari tempatnya!” kata raja Namrudz.
“Lalu kenapa kalian percaya mereka adalah Tuhan yang melindungi kalian? Sedangkan menolong dirinya sendiri saja mereka tidak mampu,” kata nabi Ibrahim tenang. “Tuhanku adalah Alloh swt yang menciptakan alam semesta juga menghidupkan dan mematikan manuasia” lanjut nabi Ibrahim.
“Aku juga bisa! Dengan perintahku aku bisa membunuh orang supaya mati atau membiarkan mereka tetap hidup!” kata raja Namrudz.
“Alloh Tuhanku bisa menerbitkan matahari dari ufuk timur dan menenggelamkannya di ufuk barat. Apakah tuan bisa?” tantang nabi Ibrahim.
Mereka semua terdiam. Dalam hati mereka membenarkan jawaban tersebut. Namun raja Namrudz tidak ingin kehilangan wibawanya. Dia memerintahkan pengawalnya untuk mencari ranting kering dan membuat api unggun yang besar. “Aku akan membakarmu hidup-hidup! Coba buktikan bahwa Tuhanmu bisa menolongmu!” tantang raja Namrudz. Nabi Ibrahim tetap tenang menghadapi tantangan itu. Lalu dia berdoa kepada Alloh untuk memohon perlindungan-Nya. Alloh berkenan utuk melindungi nabi Ibrahim. Ketika nabi Ibrahim masuk ke dalam api unggun dan api sudah mulai membakarnya, Alloh memerintahkan api untuk menjadi dingin sehingga nabi Ibrahim lolos dari maut.
Begitulah jika Alloh berkehendak, maka hal yang mustahil pun bisa terjadi. Namun kesesatan memang sulit diluruskan. Raja Namrudz dan umatnya tetap saja ingkar dengan ajaran nabi Ibrahim dan tetap menyembah berhala. 

sumber : www.freewebs.com

0 komentar:

Posting Komentar